Plis Ya Allah

Suatu kali aku jatuh cinta...Jangan tanya gimana rasanya! Bohong kalo gak tau! Truz apanya yangsalah? Kalo dilihat  dari segi usia, rasanya manusiawi banget...


Salahnya, setelah jatuh cinta aku jadi kehilangan kendali diri, jadi nggak bisa kontrol emosi, langsung berubah jadi orang yang paling melankolis sedunia, jadi romantis (padahal dari dulu emang romantis), and kata-kata jadi selalu puitis (emang dari sononya puitis hehehehe....)


Tapi masalahnya, because of this loping-loping (jatuh cinta maksudnya) aku jadi rugi bangetdeh! Rugi materi sih bisa diganti, tapi coba kamu bayangin, seberapa banyak waktu yang uda kebuang gara-gara mikirin dia. Padahal waktu itu gak bisa diganti. Ibadahkub bahkan lolos satu-persatu, padahal harusnya ibadahku semakin hari semakin meningkat. Hapalan AlQuran belelpotan. Prestasi belajarku merosot. Dan sementara waktu semakin menyuburkan perasaanku, hikkss...He choose another person! Blarrr! Langit rumah serasa runtuh! (LEBAY)


Bukannya aku gak sadar dari awal.Toh larangan tentang pacaran aaja aku udah hapal di luar kepala (di Al Quran Maksudnya). Aku sadar kok, saaadaaaarrrrr banget! Ketika ada rasa yang mulai bertunas, seharusnya saat itu juga dipagari dengan ma'rifatullah, dipancong degan quwatusshillah billah. Agar tunas itu mekar, tumbuh kuat, dan berakar nanti saja, pada waktu yang tepat, pada orang yang tepat. Aku jadi merasa bersalah, bukan hanya pada Allah, juga pada teman-temanku sesama muslim. Bukankah dulu aku selalu mengingatkan mereka untuk berhati-hati menjaga hati. Dan sekarang berbalik, mereka selalu mengingatkan aku, meskipun ucapan mereka sering kali tak ku dengarkan.


And Now....aku kembalikan semuanya pada Allah. Aku harus menghapus namanya dari memori hati. Bukan berarti hilang silaturahim pastinya. And this loping-loping, let it gone with the wind.....


At Last...
Ya, Allah kalau dia jodohku, plis deh jauhin perasaan ini, plis..plis...plis...dan ganti dengan yang lebih baik. Dan jika ia jodohku, tolong dekatkan aku dengan caraMu, dan skenarioMu. Entah cinta itu datang sebelum waktunya atau sesudah waktunya.


(dikutip dari buletin Az zukhruf Ilmi)