Rejeki Sudah di Atur dalam Lauful Mahfuz Milik-Nya

sering kali kita mengeluh bila kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan, seringkali kita menyalahkan orang lain jika segala sesuatu yang kita inginkan tidak tercapai. Memang hakikat seorang manusia itu tidak ada yang tidak pernah megeluh, karena setiap manusia tidak lahir dengan segala sesuatu yang sempurna. Namun cara penyampaiannya yang berbeda, ada yang marah karna kesal, ada yang menangis karena sedih dan menyesali, ada yang mengeluh terus menerus, ada yang bersabar, ada yang menyendiri uzlah, semua memang ada caranya...tapi pemilihan sikap yang tepat bisa membuat semua kegagalan yang didapat menjadi sebuah peuang besar dalam menginvestasikan rejeki. Rejeki kita masing-masing sudah di tulis dalam Lauful Mahfudz-Nya...untuk apa kita berusaha dgn sgala cara memperebutkan rejeki yang bukan milik kita saat ini? padahal ada bagian dimana suatu saat kita juga dapat bagian rejeki kita sendiri....ya kan? :) kalau d pikir-pikir itu semua seperti sistematis arisan, kita tabung dulu rejeki pada Allah, sebanyak mungkin dengan berlaku baik kepada orang, berlaku sopan, membantu siapapun yang membutuhkan bantuan kita, memberikan pertolongan kepada orang yang kekurangan, bersedekah, dan banyak cara menabung kita, nah..setelah itu di kocok siapa yang dapat berarti dia yang saat itu memperoleh rejeki yang dia tabung selama ini pada Allah, nah bagi yang belum dapat, artinya dia masih dalam proses menabung, suatu saat tabungannya itu akan dia ambil pada waktu yang tepat saat dia mengocok. Dan sekarang saya masih dalam tahap menabung, dengan meningkatkan kualitas saya supaya saya bisa menjadi pemantas mampirnya rejeki kepada saya...:) AlBaqarah:286